Tugas I Psikologi Manajemen
A.
PENGANTAR
1.
Pengertian
manajemen
Menurut
Ricky W. Griffin, manajemen merupakan sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran atau goals secara “efektif” (tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan) dan “efisien” (tugas dilakukan berkesesuaian
dengan baik sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sebelumnya).
Kemudian,
definisi manajemen menurut George R. Terry adalah, suatu proses yang membedakan
atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan
baik ilmu maupun seni, demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut Dr. Sp. Siagian, manajemen adalah
kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui orang lain.
Dari
ketiga pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa, manajemen
merupakan
suatu proses yang membedakan
atas perencanaan, pengorganisasian, pengontrolan, pengkoordinasian dengan menggunakan SDM atau prasana lain, demi memperoleh suatu hasil yang efektif dan efisien
dari tujuan yang telah disepakati bersama kelompok atau organisasi.
2.
Pengertian
Kepemimpinan
Definisi
kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 2003), yaitu bentuk dominasi yang
didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Menurut George R. Terry, kepemimpinan
adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan
organisasi. Sedangkan menurut Sutarto, kepemimpinan merupakan rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang
lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Dari
ketiga pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa, kepemimpinan merupakan kemampuan khusus seseorang dalam mempengaruhi dan mengarahkan
tingkah laku orang lain atau
bawahan agar bersedia berbuat sesuatu secara suka rela
atau tanpa terpaksa.
B. PERENCANAAN
PENETAPAN MANAJEMEN
1.
Pengertian
perencanaan
Definisi
perencanaan
menurut Deacon, yaitu upaya menyusun berbagai
keputusan yang bersifat pokok, yang
dipandang paling penting dan yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Alexander mengungkapkan, perencanaan
adalah memutuskan seberapa luas akan dilakukakan, bagaimana melakukannya, kapan
melakukannya, dan siapa yang melakukannya. Sedangkan menurut Steiner, perencanaan
adalah suatu proses memulai dengan sasaran-sasaran, batasan strategi,
kebijakan, dan rencana detail untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk
menerapkan keputusan, dan termasuk tinjauan asdas kinerja dan umpan balik
terhadap pengenalan siklus perencanaan baru.
Dari
ketiga pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa, perencanaan
merupakan serangkaian hal-hal paling “penting” yang disusun dan dipersiapkan sebelum melakukan suatu kegiatan. Seperti;
mengetahui batasan-batasan dari sasaran, strategi pencapaian, batasan kebijakan, bahkan batasan terhadap siapa yang melakukan kegiatan, agar kegiatan tersebut lebih dekat dengan keberhasilan.
2.
Langkah-langkah
penyusunan perencanaan dalam manajemen jelaskan
Setelah menjelaskan
pengertian perencanaan dalam manajemen, berikut ini adalah langkah-langkah
dalam menyusun perencanaan, yaitu:
a. Menentukan
dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai. Bisa dikatakan sebagai tahap awal
sebelum melakukan rencana kegiatan.
b. Meneliti
masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan. Maksudnya pada
tahap ini seseorang perancang harus membuka wawasannya untuk mengantisipasi
berbagai kemungkinan-kemungkinan yang akan menghambat terlaksananya kegiatan,
serta pembagian tanggung jawab terhadap pelaksana kegiatan (job descrption atau job specification)
c. Mengumpulkan
data dan informasi yang diperlukan; Melakukan eksplorasi terhadap data-data
yang dibutuhkan terkait kegiatan yang akan dilakukan.
d. Menentukan
tahap-tahap atau rangkaian tindakan. Maksudnya memberikan arahan kepada semua pihak pelaksana sebelum
melakukan kegiatan tersebut.
e. Merumuskan
bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaiamana pekerjaan-pekerjaan
itu akan diselesaikan. Maksudnya menentukan cara atau metode yang cocok untuk
kegiatan tersebut.
3.
Manfaat
perencanaan dalam manajemen
Dari sini, akan disebutkan pula dari manfaat perencanaan yang
efektif dan efisien, yaitu:
a. Perencanaan
dapat membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan kegiatan tiap unit akan
terorganisasi menuju arah yang sama.
b. Perencanaan
yang disusun berdasarkan penelitian yang akurat akan menghindarkan
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
c. Perencanaan
memuat standar-standar atau batas-batas tindakan dan biaya sehingga memudahkan
pelaksanaan pengawasan.
d. Perencanaan
dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan, sehingga para
pelaksana memiliki irama atau gerak dan pandangan yang sama untuk mencapai
tujuan perusahaan.
4.
Jenis-jenis
perencanaan organisasi
Menurut Robbins dan Coulter,
perencanaan memiliki dua macam bentuk:
a.
Rencana
formal
Adalah rencana tertulis
yang telah ditetapkan dan harus dilaksanakan suatu perusahaan atau organisasi
dalam jangka waktu tertentu dan merupakan rencana bersama anggota korporasi.
Ditujukan untuk mengurangi ambiguitas
dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan untuk tujuan
bersama sebuah organisasi dan perusahaan.
b.
Rencana
informal
Adalah rencana yang
tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.
Rencana informal ini biasanya mencakup pada kemampuan anggota dalam hubungannya
dengan seorang manager. Maksudnya tidak tertulis disini adalah rencana yang
tidak ada dalam ADRT (anggaran dasar rumah tangga) sebuah perusahaan atau
organisasi. Rencana ini bersifat tidak tetap hanya berada pada kondisi tertentu
saja.
Sedangkan
dilihat dari struktural jenjang manajemen, jenis perencanaan dibagi menjadi
tiga jenjang, yaitu:
a. Perencanaan
jenjang atas (top-level).
Di jenjang ini, perencanaan lebih
bersifat strategis, yaitu memberi petunjuk umum, merumuskan tujuan, mengambil
keputusan, dan memberi petunjuk pola penyelesaian, dan bersifat menyeluruh.
Perencanaan jenjang atas lebih menekankan pada tujuan jangka panjang dari
perusahaan. Perencanaan ini menjadi tanggung jawab manajemen puncak.
b. Perencanaan
jenjang menengah (middle-level):
Pada jenjang ini, perencanaan lebih bersifat admistratif menyangkut cara
menempuh dan bagaimana tujuan dari perencanaan itu dapat dilaksanakan.
Perencanaan jenjang menengah menjadi tanggung jawab manajemen menengah (madya).
c. Perencanaan
jenjang bawah (low-level):
Pada jenjang ini, perencanaan lebih memfokuskan untuk menghasilkan sehingga
perencanaan mengarah pada pelaksanaan atau operasional. Perencanaan jenjang
bawah menjadi tanggung jawab manajemen pelaksana.
C. PENGORGANISASIAN
STRUKTUR MANAJEMEN
1.
Pengertian
struktur organisasi
Sebelum
menjelaskan pengertian struktur organisasi, ada baiknya mengenali terlebih
dahulu inti dari pengertian organisasi. Menurut Husaeri Priatna, organisasi bisa
diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama
dengan pola tertentu yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun
non-fisik.
Sedangkan
yang dimaksud dengan struktur organisasi menurut Stephen P. Robbins adalah, suatu
struktur organisasi yang menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor
kepada siapa, serta mekanisme koordinasi yang formal dan pola interaksi yang
akan diikuti.
Jadi,
Struktur organisasi adalah suatu cara agar aktivitas dari organisasi bisa
dibagikan kepada anggota kelompok lain, sehingga menimbulkan peran hubungan
kerjasama yang baik antar anggota kelompok.
2.
Contoh
struktur organisasi dlm suatu perusahaan.
3.
Jelaskan
pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen yg meliputi - Struktur formal -
Struktur informal
Seperti yang sudah dikemukakan di atas, bahwa organisasi
merupakan wujud dari aktivitas pembagian tugas kepada anggota kelompok,
sehingga menimbulkan kerjasama dan kekompakan. Dengan demikian, manajemen
membutuhkan pembagian-pembagian tugas pada anggota kelompok, agar suatu tugas
atau kegiatan dapat berjalan sesuai dengan tujuan karena adanya kerjasama dan
saling bergantung satu sama lain. Begitu pula dengan apa yang terjadi pada
pengorganisasian yang bersifat formal (resmi/ dalam kegiatan perusahan) maupun
informal (tidak resmi/ di luar lingkup perusahaan). Masing-masing membutuhkan
adanya organ-organ yang saling bekerjasama demi mencapai tujuan bersama.
4.
Manfaat
dan kerugian dari struktur dan divisional
Manfaat dari pembagian yang terstruktur adalah berfokus pada efektifitas dan
efisiensi tugas direktur utama. Karena menajer divisi yang telah dipilih dapat
membantu pemantauan langsung kegiatan di lapangan kerja serta bertanggung jawab
terhadap hasil kerja karyawan perusahaan, tanpa harus direktur utama yang
memantaunya langsung.
5.
Kerugian
dari struktur dan divisional
Penambahan biaya terhadap sumber daya yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar