Rabu, 25 April 2012

Aliran Humanistik dan Pandangan Allport mengenai kepribadian sehat

A. Penjelasan singkat tentang manusia dari Tiga aliran

   Airan Humanistik dalam melihat perkembangan manusia jauh lebih dalam dibandingkan aliran Behavioristik dan Psikoanalisa. Mereka meyakini bahwa manusai adalah unik dalam segala hal, bukan saja memandang manusia sebagai mesin yang mengikuti hukum-hukum (penerima stimulus-stimulus biologis), dan manusia bukan di lihat dari segi penyakit kejiwaan saja (neurotis dan psikosis), melainkan yang bisa mengembangkan seluruh potensi-potensi yang ada dalam dirinya. seperti menentukan sendiri pekerjaannya, mencari pasangan, dll. (di luar takdir tuhan), maupun menentukan kepribadian sehat yang diinginkannya.

B. Pandangan Allport mengenai kepribadian sehat 
   Allport tidak meyakini bahwa orang-orang yang sehat dan matang dikontrol oleh kekuatan-kekuatan alam bawah sadar (kekuatan yang tidak bisa dilihat atau dipengaruhi). Ia menganggap orang-orang yang terbebas dari pengaruh kekuatan alam bawah sadarlah yang disebut orang yang sehat. Ia juga menganggap, orang yang neurotis berjalan dalam genggaman konflik-konflik masa lalu yang tanpa di sadarinya, dan kepribadian yang sehat berjalan pada jalur yang berbeda. Dari sini ia menyimpulkan bahwa manusia yang sehat memiliki tujuan kearah masa depan yang belum pernah terpenuhi.

Proprium
  Kata propriate berasal dari kata proprium yang berarti konsep “diri”. Maksud dari Allport dengan memberi tekanan lebih kepada proprium ialah untuk mendefinisikan konsep diri sehati-hati mungkin. Bisa juga menunjuk kepada sesuatu yang unik dalam diri seseorang (penentuan keunikan diri seseorang dilihat dari “diri”). Proprium berkembang dari masa bayi sampai masa adolesensi melalui tujuh tingkat “diri”. Apabila semua segi perkembangan telah muncul sepenuhnya, maka segi-segi tersebut bersatu dalam saatu konsep proprium. Jadi proprium adalah susunan dari tujuh tingkat diri ini. Timbulnya proprium menjadikan syarat untuk suatu kepribadian yang sehat.

Tujuh Kriteria Kematangan menurut Allport

 a) Perluasan Perasaan Diri
Maksudnya setiap orang orang harus memiliki pandangan yang luas yang menjangkau banyak hal. Dalam segala aktivitas, yang tidak hanya berpusat pada diri sendiri, melainkan untuk orang banyak. Yang di sebut juga “partisipasi otentik”.

b) Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain
Orang yang sehat mampu mengendalikan rasa cinta terhadap orang lain. Ada perbedaan antara cinta orang yang neurosis dan cinta dari pribadi yang sehat. Orang yang neurosis harus menerima cinta lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya, dan syarat akan kewajiban. Sedangkan cinta dari pribadi yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan, sabar terhadap tingkah laku orang lain, serta tidak mengadili atau menghukumnya.

c) Keamanan Emosional
Hal ini dinilai dari kualitas diri seseorang. Orang yang yang sehat mampu menerima segala kekurangan yang mereka miliki tanpa harus menyerah dengan keadan, dan mampu mengontrol emosinya, sehingga tidak mengganggu aktivitas antar pribadi. Kualitas lain dari keamana emosional adalah ” sabar terhadap kekecewaan ”. Orang yang sehat akan sabar dalam menghadapi kemunduran, tidak menyerah pada kekecewaan, melainkan mampu memikirkan jalan keluar untuk mencapai tujuan.

d) Persepsi realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Mereka tidak membuat-buat kehidupan realitasnya. Apa yang mereka rasakan adalah kenyataannya.

e) Keterampilan dan Tugas
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti penting dan memberikan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan bermanfaat.

 f) Pemahaman Diri
pemahamn diri maksudnya, seseorang harus mammpu mengenali dirinya sendiri. Karena orang yang sehat selalu terbuka dengan orang lain, dan berinteraksi dengannya. Maka dari itu perlu memahami diri sendiri untuk bisa di terima orang lain dan lingkungan, agar tidak terjadi kekacauan batin.

g) Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang yang sehat tentunya akan melihat ke depan, seperti yang sudah di kemukakan di atas. Menurut Allport nilai-nilai sangat penting bagi perkembangan suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab terhadao diri sendiri dan kepada orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis. sedangkan suara hati yang tidak matang sama seperti sura hati kanak-kanak yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan dan larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak kedalam masa dewasa.

Sumber : Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius

Rabu, 04 April 2012

APAKAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI ITU ?

Pengertian komunikasi

Dilihat dari sejarahnya, memang komunikasi dibesarkan oleh para peneliti psikologi. Tiga diantaranya adalah Kurt Lewin; adalah ahli psikologi dinamika kelompok. Paul Lazarsfeld; peneliti ilmu komunikasi yang banyak dipengaruhi Sigmund Freud (bapak psikodiagnostik). Carl I. Hovland; adalah seorang doktor psikologi.

Telah banyak dibuat definisi komunikasi. Komunikasi dalam kerangka psikologi behaviourisme adalah sebagai usaha menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal, saat lambang-lambang tersebut bertindak sebagai stimulus.

Dalam kamus psikologi, Dictionary of Behavioral Science menyebutkan beberapa pengertian komunikasi:

1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.

2. (Teori komunikasi). Proses yang di lakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan sinyal yang di sampaikan.

3. (k. Lewin). Pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan dengan wilayah lain.

Dalam psikologi, komunikasi mempunyai makna yang luas, meliputi segala penyampaian energi, gelombang suara, sistem, dan organisme. Kata komunikasi
sendiri dipergunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh, atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi.

Psikologi juga tertarik pada komunikasi di antara individu; bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu yang lain. Psikologi bahkan meneliti lambang-lambang yang disampaikan. Penelitian ini menimbulkan ilmu blasteran antara psikologi dan linguistik, dinamakan psikolinguistik.

Dalam dunia psikoterapi, dikenal metode baru, yaitu : komunikasi terapeutik, pasien dihadapkan pada situasi dan pertukaran pesan yang dapat menimbulkan hubungan sosial yang bermanfaat. Komunikasi terapeutik memandang gangguan jiwa berasal dari ketidakmampuan seseorang dalam berkomunikasi atau mengungkapkan dirinya sendiri. Jadi, meluruskan jiwa seseorang diperoleh dari bagaimana cara ia meluruskan komunikasi seseorang.

Ada suatu kisah unik mengenai gangguan komunikasi ini. Di tahun1970, California, sebut saja G. Pada saat itu G berumur 13 tahun. Ia seorang yang tak pandai berkomuikasi dan tidak mampu mengungkapkan dirinya. saat di temui di rumah sakit, ia membisu, kepandaiannya tidak berbeda dengan anak yang berusia satu tahun. Ditemukannya G mengundang rasa ingin tahu para psikolog, linguis, neurolog, pakar perkembangan otak. G tidak pernah di beri kesempatan oleh orang tuanya untuk berkomunikasi. Ayah G bunuh diri saat di introgasi oleh petugas hukum. Ibunya tidak berani membela G begitu juga kakaknya, setiap hari G berada dalam kurungan besi yang di buat ayahnya sendiri, kaki tangan G di ikat oleh sang ayah. Apabila kakak atau ibunya memberi makan kepada G selalu berbisik pelan karena takut kepada ayahnya. Dan G pun akhirnya tidak pernah mendengar orang bercakap-cakap.

Kisah ini menjadi penting untuk kita, untuk menunjukkan dua hal. Pertama, komunikasi amat penting untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Kedua, komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia.

Sumber :

Rakhmad, Jalaludin., 2009 “Psikologi Komunikas”, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Apa Itu Kelahiran Ganda?

Pembuahan (fertilization) adalah proses dimana sperma dan ovum sel seks atau gamet laki-laki dan perempuan bersatu untuk menciptakan sel tunggal yang disebut zigot, yang kemudian menggandakan diri berulang kali dengan pembelahan sel untuk membuat semua sel yang akhirnya menjadi bayi.

Pada kelahiran ganda, terjadi melalui dua cara. Cara yang paling umum terjadi adalah tubuh ibu memproduksi dua ovum dalam jangka waktu yang berdekatan, lalu dua ovum tersebut di buahi. Dan hasilnya adalah kembar dizigotik, berarti dua (kembar sepusat). Cara kedua adalah saat satu ovum yang sudah dibuahi terbelah menjadi dua. Dan bayi-bayi dihasilkan dari proses itu disebut kembar monozigotik, berarti satu (kembar identik). Apabila ada kembar tiga, dan sebagainya berarti merupakan hasil dari salah satu proses ini atau gabungan dari keduanya.

Kembar monozigotik memiliki karakteristik bawaan yang sama dan berjenis kelamin sama. Tetapi karena perbedaan pengalaman, dan sebagainya. Mereka cenderung berbeada dalam hal tempramen (gaya hidup dalam memandang dan bereaksi terhadap situasi). Dan kembar dizigotikmemiliki bawaan yang kurang sama atau kakak adik pada uumnya dan berjenis kelamin sama atau bisa juga berbeda.

Dua faktor yang yang mempengaruhi meningkatnya kelahiran ganda adalah: pertama, tren masa muda yang menunda memiliki anak. Dan kedua, karena meningkatnya penggunaan obat-obat penyubur, yang meningkatkan ovulasi dan membantu reproduksi seperti pembuahan in vitro (pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita), yang cenderung dimanfaatkan oleh perempuan berusia lebih tua. (Martin et al., 2005).

Meledaknya angka kelahiran ganda, terutama kembar tiga atau lebih, memunculkan kekhawatiran, karena kelahiran ganda berkaitan dengan meningkatnya resiko; komplikasi masa kehamilan, kelahiran prematur, berat badan minim saat lahir, dan kecacatan atau kematian bayi. Namun ada sisi baiknya, proporsi prosedur artifisial yang melibatkan embrio sebanyak tiga atau lebih menurun atau berkurang.

Sumber :
Papalia F. O., 2009 “Human Development” Perkembangan Manusia; buku 1 edisi 10, Salemba Humanika, Jakarta.

Pemahaman dalam Membaca Cepat

Kecepatan dalam membaca di tentukan oleh frekusensi membaca. Jika sering membaca, orang tentu akan semakin terampil karena secara otomatis terlatih menggunakan kebiasaan membaca. Sebaliknya, jika jarang atau bahkan tidak pernah membaca, untuk memahami suatu bacaan atau suatu paragraf sangatlah sulit.

Yang harus dilakukan adalah menemukan ide pokoknya (inti bacaan yang sedang dibaca). Karena ide pokok sulit diketahui, perlu membaca semua teks secara hati-hati. Jika ide pokok sudah di temukan, kita bisa menambah kecepatan dalam membaca.

Rumus menghitung kecepatan membaca cepat ada dua cara:

1. KM = KB : (SM : 60) x (PI : 100) kpm
KM : kecepatan membaca
KB : jumlah kata dalam wacana
SM : waktu yang diperlukan untuk membaca (dalam hitungan detik)
PI : skor pemahaman isi bacaan
Kpm : kata per menit

2. Rumus untuk menghitung kecepatan membaca pada prinsipnya adalah jumlah kata yang dibaca, dibagi waktu yang dibutuhkan untuk membaca. Jika kecepatan membaca diandaikan A, dan jumlah kata yang dibaca adalah B, dan waktu yang dibutuhkan untuk membaca adalah C, maka rumusnya menjadi.

A = (B : C) x 60 detik (1 menit) = ….kpm (kata per menit)

Lakukanlah test membaca cepat. Dan hitunglah berapa lama kita mampu memahami dan melatih membaca.

Semoga bermanfaat…

Sumber :

Tatang. A, Maman, Nenden L. A., Susilawati E., 2009 “Bahasa Indonesiaku Bahasa Negriku 2” untuk kelas XI SMA dan MA Program Studi IPA/IPS; Platinum. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Rabu, 21 Maret 2012

Kepribadian Sehat Menurut Alport, Sejarah Singkat Perkembangan kesehatan mental, Perkembangan Menurut Freud dan Erikson, Pribadi yang sehat

A. Kepribadian Sehat Menurut Alport

Alport tidak menggambarkan perkembangan kepribadian kepada tingkat-tingkat yang jelas, seperti halnya perkembangan diri. Hanya saja teori kepribadian sehat menurut alport adalah pribadi yang matang, yaitu pribadi yang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa lalu. Pribadi ini didorong kedepan oleh suatu visi dan misi itu mempersatuakan kepribadiannya serta membawa nya melewati tantangan demi tantangan yang terus bertambah.
Allport menunjukkan tujuh aspek dalam perkembangan proprium atau ke-diri-sendiri-an (self hood).
1. Selama 3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri jasmaniah, rasa identitas-diri berkesinambungan dan harga-diri atau rasa bangga.
2. Antara usia 4 sampai 6 tahun, dua aspek lainnya muncul, yakni : perluasan diri (the extension of self), dan gambaran diri. Suatu waktu antara usia 6 dan 12 tahun, anak mengembangkan kesadaran-diri sehingga ia dapat menanggulangi masalah-masalahnya dan akal pikiran.
3. Selama masa remaja, munculah intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka panjang, dan cita-cita yang masih jauh. Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.

Ia mengakui pentingnya semua fungsi psikologis yang bersumber pada diri dan ego, namun ia berusaha keras menghindari teori yang memandang diri dan ego sebagai pelaku atau penggerak kepribadian.
Bagi allport, diri dan ego dapat digunakan sebagai kata sifat untuk menunjukkan fungsi-fungsi diri dalam seluruh bidang kepribadian.

B. Sejarah Singkat Perkembangan kesehatan mental

Kesehatan mental belum jelas mengenai sejarah perkembangannya. karena kesehatan mental bukanlah masalah fisik yang mudah diteliti dan terlihat. Berbeda dengan ganguan fisik yang mudah diketahui ,orang yang mempunyai gangguan mental sering tidak terlihat mengalami gangguan mental. Sehari-hari orang sering menganggap hal yang biasa, bukan sebagai gangguan.

Saat ini belum ada perhatian yang serius mengenai kesehatan mental. Beragamnya tingkat pendidikan dan terbatasnya pengetahuan tentang perilaku manusia membuat semua orang tidak mengenali gangguan mental orang-orang disekitarnya.
Gangguan Mental Sebelum Dianggap Sebagai Penyakit

Sekitar tahun 1600-1692. Di Amerika, pandangan masyarakatnya saat itu masih menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah mereka orang yang dimasuki oleh roh-roh. Setelah itu, barulah mendapatkan pengaruh para imigran dari Eropa yang beragama Nasrani, di Amerika orang yang bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena sihir atau dirasuki setan. Ini merupakan penjelasan yang diterima secara umum sehingga masyarakat takut dan membenci mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir.

Gangguan Mental Setelah Dianggap Sebagai Penyakit

- Tahun 1724
Seorang pendeta bernama Cotton Mather, mematahkan takhayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan penyakit kejiwaan dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri.

- Tahun 1812
Benjamin Rush (1745-1813) menjadi salah satu engacara mula-mula yang menangani masalah penanganan scara manusiawi untuk penyakit mental dengan publikasinya yang berjudul Medical Inquiries and Observations Upon Diseases of the Mind. Ini merupakan buku teks psikiati Amerika pertama.

- Tahun 1918
Asosiasi Psikoanalisa Amerika membuat aturan bahwa hanya orang yang telah lulus dari sekolah kedokteran dan menjalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon untuk pelatihan psikoanalisa.

- Tahun 1980
Mulai terbentuknya perawatan yang berencana pada rumah sakit, dengan perawatan standar untuk penderita sakit mental.

C. PERKEMBANGAN MENURUT FREUD DAN ERIKSON

PERKEMBANGAN MENURUT FREUD:
• Tahap Oral. (mulut)
• Tahap Anal. (kemaluan)
• Tahap phalic. (super ego aktif dan berkembang)
• Tahap Latency (masa berkembangnya kecerdasan)
• Tahap Genital (masa berkembangnya kedewasaan)

PERKEMBANGAN MENURUT ERIKSON:
1. Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Ketidak percayaan).
Terjadi dari mulai lahir sampai usia 12-18 bulan. Bayi mengembangkan perasaan nyaman dengan lingkungan atau suatu situasi yang menimbulkan rasa percaya.

2. Autonomy vs Shame and Doubt (Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu-ragu).
Terjadi pada periode perkembangan masa bermain (12-18 bulan hingga 3 tahun). Anak mempelajari apakah yang diharapkan dari dirinya, apakah kewajiban – kewajiban dan hak – haknya disertai apakah pembatasan – pembatasan yang dikenakan pada dirinya, terhadap rasa malu anak di hadapan orang lain dapat menumbuhkan pribadi pemalu dan ragu – ragu yang bersifat menetap.

3. Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa Bersalah).
Terjadi pada periode perkembanganmasa awal anak-anak (tahun pertama pra-sekolah 3-6 tahun). Anak mulai mengasah kemampuan dalam berkreativitas atau membantu anak untuk melaksanakan tugasnya, dan jika tidak membantu atau tidak peduli, maka anak akan tumbuh sebagai pribadi yang selalu takut salah dan tidak ingin mencoba sesuatu yang baru.

4. Industry vs Inferiority (Tekun vs Rasa Rendah Diri).
Terjadi pada periode perkembangan masa pertengahan dan akhir anak-anak (tahun- tahun sekolah, 6 tahun–pubertas). Masa awal anak-anak yang penuh imajinasi, ketika anak-anak tertarik pada bagaimana sesuatu diciptakan & bagaimana sesuatu itu bekerja. Orang tua atau guru memberikan antusiasme pada daya tarik anak pada kegiatannya, untuk mendorong bangkitnya rasa tekun anak / siswa. Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak kompeten dan tidak produktif, dikarenakan kurangnya kepercayaan diri.

5. Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran).
Terjadi pada periode perkembangan masa remaja 12 -20 tahun. Mulai merasakan bahwa ia adalah manusia unik. Mulai menyadari sifat – sifat yang melekat pada dirinya sendiri, seperti aneka kesukaan dan ketidaksukaannya, tujuan – tujuan yang dikejarnya di masa depan kekuatan dan hasrat untuk mengontrol nasibnya sendiri. Masa ini cocok untuk kariernya .

6. Intimacy vs Isolation (Keintiman vs Pengasingan).
Terjadi pada periode perkembangan masa awal dewasa (20-24 tahun). masa ini menumbuhkan kemampuan dan kesediaan meleburkan diri dengan diri orang lain, tanpa merasa takut merugi atau kehilangan sesuatu yang ada pada dirinya yang disebut Intimasi. Ketidak mampuan bersosial, serta akrab dapat menimbulkan hubungan sosial yang hampa dan terisolasi atau menutup diri.

7. Generativity vs Stagnation (Perluasan vs Stagnasi).
Ditandai jika individu mulai menunjukkan perhatiannya terhadap apa yang dihasilkan, keturunan, produk – produk, ide – ide, dan keadaan masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan generasi – generasi mendatang adalah merupakan hal yang positif. Sebaliknya, apabila generativitas lemah atau tidak diungkapkan maka kepribadian akan mundur dan mengalami pemiskinan serta stagnasi.

8. Integrity vs Despair (Integritas dan Kekecewaan).
Terjadi pada periode perkembangan masa akhir dewasa (60 tahunan). Masa ini menunjukkan positif, jika memiliki kepribadian yang bulat utuh yang ditandai sikap bijaksana, rasa puas terhadap masa hidupnya dan tidak takut menghadapi kematian. Apabila kepribadian yang pecah selalu menunjukkan pribadi yang penuh keraguan, akan merasa gagal dan selalu dibayangi kematian.

D. Pribadi yang sehat

Kepribadian adalah sesuatu yang memberi tata-tertib dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku yang berbeda-beda dari setiap individu. Pribadi yang sehat adalah pribadi yang matang, yaitu pribadi yang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa lalu. Pribadi ini didorong kedepan oleh suatu visi dan misi itu mempersatuakan kepribadiannya serta membawanya melewati tantangan demi tantangan.

Siswanto. 2006. Kesehatan Mental Konsep, Cakupan dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi
Schultz, Duane. 1991. Psikiologi Pertumbuhan, model-model kepribadian sehat. Yogyakarta: Kanisius
Hall, Calvin. S. dan Gardner Lindzney.1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta:Kanisius

Kepribadian Sehat Menurut Alport, Sejarah Singkat Perkembangan kesehatan mental

A. Kepribadian Sehat Menurut Alport
Alport tidak menggambarkan perkembangan kepribadian kepada tingkat-tingkat yang jelas, seperti halnya perkembangan diri. Hanya saja teori kepribadian sehat menurut alport adalah pribadi yang matang, yaitu pribadi yang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa lalu. Pribadi ini didorong kedepan oleh suatu visi dan misi itu mempersatuakan kepribadiannya serta membawa nya melewati tantangan demi tantangan yang terus bertambah.
Allport menunjukkan tujuh aspek dalam perkembangan proprium atau ke-diri-sendiri-an (self hood).
1. Selama 3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri jasmaniah, rasa identitas-diri berkesinambungan dan harga-diri atau rasa bangga.
2. Antara usia 4 sampai 6 tahun, dua aspek lainnya muncul, yakni : perluasan diri (the extension of self), dan gambaran diri. Suatu waktu antara usia 6 dan 12 tahun, anak mengembangkan kesadaran-diri sehingga ia dapat menanggulangi masalah-masalahnya dan akal pikiran.
3. Selama masa remaja, munculah intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka panjang, dan cita-cita yang masih jauh. Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.

Ia mengakui pentingnya semua fungsi psikologis yang bersumber pada diri dan ego, namun ia berusaha keras menghindari teori yang memandang diri dan ego sebagai pelaku atau penggerak kepribadian.
Bagi allport, diri dan ego dapat digunakan sebagai kata sifat untuk menunjukkan fungsi-fungsi diri dalam seluruh bidang kepribadian.

B. Sejarah Singkat Perkembangan kesehatan mental
Kesehatan mental belum jelas mengenai sejarah perkembangannya. karena kesehatan mental bukanlah masalah fisik yang mudah diteliti dan terlihat. Berbeda dengan ganguan fisik yang mudah diketahui ,orang yang mempunyai gangguan mental sering tidak terlihat mengalami gangguan mental. Sehari-hari orang sering menganggap hal yang biasa, bukan sebagai gangguan.
Saat ini belum ada perhatian yang serius mengenai kesehatan mental. Beragamnya tingkat pendidikan dan terbatasnya pengetahuan tentang perilaku manusia membuat semua orang tidak mengenali gangguan mental orang-orang disekitarnya.

Gangguan Mental Sebelum Dianggap Sebagai Penyakit

Sekitar tahun 1600-1692. Di Amerika, pandangan masyarakatnya saat itu masih menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah mereka orang yang dimasuki oleh roh-roh. Setelah itu, barulah mendapatkan pengaruh para imigran dari Eropa yang beragama Nasrani, di Amerika orang yang bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena sihir atau dirasuki setan. Ini merupakan penjelasan yang diterima secara umum sehingga masyarakat takut dan membenci mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir.

Gangguan Mental Setelah Dianggap Sebagai Penyakit

- Tahun 1724
Seorang pendeta bernama Cotton Mather, mematahkan takhayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan penyakit kejiwaan dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri.

- Tahun 1812
Benjamin Rush (1745-1813) menjadi salah satu engacara mula-mula yang menangani masalah penanganan scara manusiawi untuk penyakit mental dengan publikasinya yang berjudul Medical Inquiries and Observations Upon Diseases of the Mind. Ini merupakan buku teks psikiati Amerika pertama.

- Tahun 1918
Asosiasi Psikoanalisa Amerika membuat aturan bahwa hanya orang yang telah lulus dari sekolah kedokteran dan menjalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon untuk pelatihan psikoanalisa.

- Tahun 1980
Mulai terbentuknya perawatan yang berencana pada rumah sakit, dengan perawatan standar untuk penderita sakit mental.

Siswanto. 2006. Kesehatan Mental Konsep, Cakupan dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi

Schultz, Duane. 1991. Psikiologi Pertumbuhan, model-model kepribadian sehat. Yogyakarta: Kanisius

Hall, Calvin. S. dan Gardner Lindzney.1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta:Kanisius

Selasa, 03 Januari 2012

Ulasan Jurnal Keadilan Sosial

Dalam jurnal yang saya amati ini, penulis (Faturochman) memberikan pandangan mengenai keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Besarnya tuntutan akan keadilan pada saat ini menggabarkan kurangnya keadilan dalam kehidupan sekarang ini. Penulis juga menjelaskan faktor-faktor pengaruh penilaian keadilan, keterkaitan keadilan procedural dengan keadilan distributive.
Menurut penulis, masalah yang sesungguhnya bukan berasal dari tidak adanya keadilan, tetapi lebih dikarenakan banyaknya pandangan terhadap keadilan itu sendiri, seperti di lihat dari moralitas, dan masing-masing individu tersebut.
Penulis menjelaskan beberapa konsep keadilan dari para ahli social dan ahli ekonomi, yang mengemukakan bahwa keadilan harus diformasikan pada tiga tingkatan, yaitu : outcome, prosedur, dan sistem. Banyak yang mengatakan keadilan yang berkaitan dengan outcome sering disebut sebagai keadilan distributive, padahal keduanya tidaklah sama.
Dalam penutupan jurnal ini, penulis menuliskan masalah-masalah keadilan sosial, seperti masalah keadilan yang tidak hanya timbul dari struktur operasional, tetapi dapat muncul juga dari tatanan konsepnya.
Kelebihan dari jurnal ini menjelaskan banyak teori tentang keadilan social yang dapat di pakai untuk penelitian, dan tulisan yang mudah di pahami. tetapi juga memiliki kekurangan dalam bahasa ilmiah yang sulit dipahami.
Semoga bermanfaat..

http://fatur.staff.ugm.ac.id/file/JURNAL%20-%20Keadilan%20Sosial.pdf