Tugas II Psikologi Manajeman
A.
Actuating dalam manajemen
1.
Definisi
actuating dalam manajemen
Actuating
menurut George R. Terry adalah usaha
untuk menempatkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan
dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan, oleh karena
anggota itu ingin mencapai sasaran tersebut. Sedangkan menurut Prof. Dr.
Sondang S. Siagian ia menyatakan bahwa, penggerakan (motivating) adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja
kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas
demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, actuating
merupakan upaya untuk menjalankan perencanaan menjadi kenyataan, dengan cara memotivasi
tiap-tiap individu dalam suatu kelompok kearah tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
2.
Pentingnya
actuating dalam manajemen
Penggerakan
(actuating) merupakan hubungan antara
pimpinan yang mengikat bawahannya agar bersedia menyumbangkan tenaganya demi
tercapainya tujuan kelompok/organisasi. Fungsi inilah yang menjadikan actuating penting dalam manajemen.
Karena tanpa ada pergerakan, tidak akan terjadi perubahan yang ingin dicapai
oleh suatu organisasi/ perusahaan tertentu.
3.
Prinsip
actuating dalam manajemen
Pada
umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar
mereka (yang dipimpin) bersedia untuk bekerja sebaik mungkin. Prinsip-prinsip actuating tersebut menurut Kurniawan
(2009) antara lain:
a) Memperlakukan
pegawai dengan sebaik-baiknya.
b) Mendorong
pertumbuhan dan perkembangan manusia.
c) Menanamkan
pada manusia keinginan untuk melebihi.
d) Menghargai
hasil yang baik dan sempurna.
e) Mengusahakan
adanya keadilan tanpa pilih kasih.
f) Memberikan
kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup.
g) Memberikan
dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.
4.
Pentingnya
mencapai actuating managerial yang
efektif
Penggerakan
yang dilakukan dengan efektif memiliki kelebihan, yaitu:
a) Dapat
memperjelas informasi kepada bawahan tentang tujuan yang diinginkan oleh
atasan/ perusahaan.
b) Dapat
menimbulkan kerjasama tim yang baik.
c) Dapat
menciptakan hubungan yang erat antara atasan dengan bawahan.
d) Dapat
memperjelas pembagian tugas kerja, sehingga tidak terjadi kesalahan mengambil
tugas.
B.
Mengendalikan
Fungsi Manajemen
1.
Definisi
controling manajemen
Menurut Robert J. Mockler, pengawasan yaitu usaha sistematik
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan
dan mengukur deviasi-deviasi dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa
semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
Sedangkan menurut Louis E. Boone dan David L. Kurtz memberikan rumusan tentang
pengawasan sebagai “proses dimana seorang manajer memastikan bahwa operasi yang
sebenarnya konsisten dengan rencana.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, Controling merupakan upaya untuk
menjalankan pengawasan terhadap kegiatan kerja yang konsisten dengan rencana yang
telah ditetapkan sebelumnya.
2.
Langkah-langkah
controling manajemen
Langkah-langkah
controling manajemen:
a) Kegiatan
yang belum dilaksanakan (Feedforward
control)
b) Kegiatan
sedang dilaksanakan (Concurrent control)
c) Kegiatan
telah dilaksanakan (Feedback Control)
3.
Tipe-tipe
kontrol dalam manajemen
Tipe tipe pengawasan
dapat ditinjau dari tiga segi:
a) Waktu:
maksudnya pengawasan dari segi waktu dapat dilakukan secara preventif dan
secara reprensif. Contoh pengawasan preventif ialah perencanaan budget,
sedangkan pengawasan reprensif misalnya alat budget dan laporan.
b) Objektif: pengawasan dari segi objektif ialah
pengawasan terhadap produksi dan sebagainya.
c) Subjektif:
pengawasan dari segi subjektif terdiri dari pengawasan internal dan pengawasan
eksternal.
4.
Menjelaskan
proses kontrol manajemen
Menurut T. Hani
Handoko, terdapat lima tahapan dalam pengawasan:
a)
Penetapan standar pelaksanaan
Tujuannya
adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan
sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Contohnya: standar fisik, standar
waktu.
b)
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Digunakan
sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
c)
Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
Beberapa
proses yang berulang-ulang dan continue,
berupa pengamatan laporan, metode, pengujian, dan sampel.
d)
Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan
standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan
Digunakan
untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya, juga
sebagai alat pengambilan keputusan bagi manajer.
e)
Pengambilan tindakan koreksi, bila
diperlukan
Bila
diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan
dalam pelaksanaan.
C.
Kekuasaan
Dan Pengaruh
1.
Definisi
kekuasaan
·
Menurut
Gibson
Kekuasaan
adalah Kemampuan seseorang untuk memperoleh seuatu sesuai dengan cara yang
dikehendaki.
·
Menurut Miriam
Budiardjo
Kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah
laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku.
·
Menurut
Ramlan Surbakti
Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk
berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, Kekuasaan merupakan upaya untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain, demi
mencapai apa yang di tuju oleh seseorang atau kelompok.
2.
Sumber-sumber
kekuasaan
Ada 5 sumber kekuasaan menurut John Brench dan Bertram Raven, yaitu :
a) Kekuasaan
menghargai (reward power)
Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan
seseorang pemberi pengaruh pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain
yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah. (bonus sampai senioritas atau
persahabatan).
b) Kekuasaan
memaksa (coercive power)
Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan
orang untuk menghukum orang yang
dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran sampai hukuman).
c) Kekuasaan
sah (legitimate power)
Kekuasaan formal yang diperoleh
berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan seseorang yang
dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh sampai pada
batas tertentu.
d)
Kekuasaan keahlian (expert
power)
Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi
atau keyakinan bahwa pemberi
Pengaruh
mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh
orang yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli).
e) Kekuasaan
rujukan (referent power)
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang
atau kelompok yang didasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi
contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi. (karisma, keberanian, simpatik dan
lain-lain).
3.
Definisi
pengaruh
Adalah
daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk
watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
·
Pengaruh
Menurut Norman Barry
Merupakan
suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan
cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun
ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, Pengaruh merupakan
upaya untuk menjadikan seseorang mengikuti apa yang menjadi kehendak orang lain
atau kelompok, dan juga dapat mempengaruhi watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang.
4.
Pengaruh
taktik dalam organisasi
Strategi dan taktik pada dasarnya
merupakan suatu proses untuk mempengaruhi. Dalam hubungannya dengan
proses untuk mempengaruhi ini, strategi dan taktik seringkali susah dibedakan
dengan proses politik. Proses politis menyangkut usaha-usaha para anggota
organisasi untuk meningkatkan kekuasaan mereka atau melindungi
sumber-sumber kekuasaan yang ada (Pfeffer, 1981). Sedangkan Salancik dan
Pfeffer (1977a) menunjukkan bahwa proses politis menjelaskan mengapa beberapa
pihak mampu untuk mempertahankan kekuasaan bahkan setelah keahlian mereka
tidak lagi kritis bagi organisasi.
Untuk mendapatkan komitmen atau
bahkan kepatuhan terhadap permintaan-permintaan dari jenis yang demikian,
biasanya perlu untuk menggunakan bentuk perilaku mempengaruhi yang lain
(proaktif) dan bukannya sebuah permintaan yang sederhana. Sejumlah studi
telah mengidentifikasi kategori-kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif,
disebut “taktik-taktik mempengaruhi” (Kipnis, Schmidt, & Wilkinson, 1980;
Mowday, 1978, Porter, Allen, & Angle, 1981; schilit & Locke, 1982; Yukl
& Falber, 1990).
Jadi, Pengaruh taktik dalam organisasi bisa dikatakan sebagai
mempertahankan sesuatu yang harus dipertahankan oleh masing-masing anggota
kelompok.