●
Pengertian Psikoterapi
Mungkin
sudah banyak yang mengetahui bahwa psikoterapi adalah usaha penyembuhan untuk
masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata,
yaitu "Psyche" yang artinya
jiwa, pikiran atau mental dan "Therapy"
yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan.
Secara
sederhana , konseling dan psikoterapi memilki arti yang sama, yaitu usaha
menolong klien (pasien) khususnya perorangan mengatasi suatu probem psikologi yang mengganggu rasa kesejahteraan pribadinya,
sehingga mampu mencapai pemuasan aneka kebutuhan hidupnya secara memuaskan.
Menurut
Brammer & Shostrom (dalam Supratiknya ,2008) umumnya psikoterapi sering dimaknai
sebagai pendidikan kembali individu atau seseorang dengan tujuan mengubah
persepsi , memberikan pemahaman baru ke dalam tingkah lakunya sehari-hari, dan
mengatasi aneka perasaan negatif akut akibat
pengalaman yang menyakitkan di masa lalu.
Psikoterapis
merupakan istilah umum untuk menyebut semua orang yang melakukan psikoterapi.
Psikoterapi bisa diartikan sebagai suatu interaksi antara dua orang atau lebih
yang hasilnya adalah mengubah pikiran, perasaan atau perilaku seseorang menjadi
lebih baik.
Artinya
setiap orang, baik itu psikolog, psikiater, dokter umum, guru, pedagang, kiyai,
pendeta atau siapapun yang bisa mengatasi masalah psikologis orang lain, maka
orang tersebut bisa disebut Psikoterapis. Jadi psikoterapis bisa berasal dari
segala macam profesi. Seorang Psikolog dan Psikiater juga bisa disebut
Psikoterapis ketika mereka mempraktekkan psikoterapi.
●
Tujuan Psikoterapi
Psikoterapi didasarkan pada fakta
bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi,
believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan
psikologis. Beberapa Tujuan psikoterapi antara lain:
1.
Meningkatkan kesadaran diri.
2.
Mengembangkan potensi klien.
3.
Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
4.
Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
yang positif.
5.
Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan
psikologis.
6.
Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
7.
Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
8.
Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan
dan masih banyak lagi.
9.
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi
sosial.
10. Membangun
kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
● Pendekatan Psikoterapi terhadap Mental Illnes
1.
Psychoanalysis
& Psychodynamic
Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar
klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis
mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu,
klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami
masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi).
2.
Behavior
Therapy
Inti dari pendekatan behavior
therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi
(hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi).
3.
Cognitive
Therapy
Terapi Kognitif (Cognitive
Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh
pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive
Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah
perilaku.
Tujuan utama
dalam pendekatan kognitif adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan
kesadaran dan berpikir rasional.
4.
Humanistic
Therapy
Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa
setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan
hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang
psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan
perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan
memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar
kesadarannya sendiri.
5. Integrative
/ Holistic Therapy
Yaitu suatu
psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara
keseluruhan yang biasanya di alami oleh pasien yag mengalami komplikasi
terhadap masalah-masalah psikologis.
● Unsur Psikoterapi
Unsur-unsur psikoterapiutik dapat
dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan terapi yang
berkelanjutan. Ciri-ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan terapiutik,
keadaan mental, dan kebutuhan pasien.
● Perbedaan Psikoterapi dengan Konseling
Perbedaan antara psikoterapi dengan
konseling tidak terletak pada substansi dan kualitasnya, aka tetapi hanya
tampak pada dimnesi kuantitasnya. Dikutip oleh George dan Cristiani (dalam
Supratiknya, 2008) :
Pertama, menurut Blocher, ia membedakan
konseling dengan psikoterapi dengan menekankan bahwa “The goals of counselling are
ordinarily developmental-educative-preventive,
and the goals of psychotherapy are generally remediative-adjustive-therapeutic.” Maksudnya tujuan konseling
lebh bersifat developmental-edukatif-preventif, sedangkan tujuan psikoterapi
lazimnya bersifat remediatif-penyesuaian (kembali)-terapeutik.
Kedua, Brammer dan Shostrom menegaskan
bahwa “While the two activities may overlap,
counseling in general can be
characterized by such terms as educational,
vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness,
normal, present time, and short term; psychotherapy can be caharacterized
by such terms as supportive (in a crisis
setting), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past,
emphasis on neurotics or other severe emotional problems and long term.” Maksudnya kedua aktivitas itu saling tumpang
tindih, secara umum konseling ditandai oleh cirri-ciri edukasional, vokasional,
suportif, situasional, pemecahan masalah, melibatkan kesadaran, normal, masa
kini, dan berjangka pendek ; sedangkan psikoterapi ditandai oleh cirri-ciri
suportif (dalam situasi krisis), rekonstruktif, member tekanan pada kedalaman,
analitis, berfokus pada masa lalu, memberi tekanan pada kasus-kasus neurotik atau
masalah-masalah emosi lainnyayang bersifat berat atau parah dan berjangka
panjang.
Ketiga, Hahn dan Maclean menunjukkan bahwa
“The counsellor would give heavy emphasis
to prevention of disruptive deviation, whereas the psychotherapists would give
primary emphasis to present deviation with secondary attention to prevention. In
addition … counseling has a goal of long-range educational and vocational
planning. Their total emphasis seems to view counseling as being concerned with preventive mental health, and psychotherapy
with remediation.” Maksudnya konselor
memberi tekanan berat pada mencegah terjadinya penyimpangan yang bersifat
merusak (perkembangan), sedangkan psikoterapis memberikan tekanan utama pada penyimpangan
yang kini telah terjadi sementara upaya pencegahannya hanya merupakan perhatian
tambahan. Selain itu, konseling bertujuan unutuk membantu membuat perencanaan
jangka panjang dalam memilih jurusan pendidikan dan pekerjaan. Mereka memandang
bahwa konseling lebih terkait dengan kesehatan mental yang bersiat preventif,
sedangkan psikoterapi lebih terkait dengan remediasi.
Sumber :
Supratiknya, A. (2008). Merancang Program dan Modul. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
http://www.psikoterapis.com/